Skip to main content

Posts

Apa Itu Marxisme yang Diperbolehkan Menristekdikti untuk Dikaji?

Dua mahasiswa di Probolinggo, Jawa timur, ditangkap polisi karena membawa buku bertemakan komunisme, Sabtu (27/7) . Peristiwa itu bermula saat keduanya membawa buku biografi ketua Partai Komunis Indonesia (PKI), DN Aidit,  untuk perpustakaan jalanan di Alun-alun Kraksaan.  Kedua mahasiswa itu adalah Muntasir Billah (24) dan Saiful Anwar (25). Mereka tergabung dalam komunitas Vespa Literasi. Yakni, sebuah komunitas yang rutin menggelar perpustakaan jalanan setiap Sabtu malam.  Berdasarkan keterangan Polsek Kraksaan, petugas menyita empat judul buku dari lapak baca mereka, yakni ‘Dua Wajah Dipa Nusantara’, ‘Menempuh Djalan Rakjat D.N AIDIT’, ‘Sukarno Marxisme & Leninisme’, dan ‘D.N Aidit: Sebuah Biografi Ringkas.  Penangkapan keduanya pun menimbulkan polemik. Sejumlah pihak menilai polisi tak seharusnya menangkap dua mahasiswa tersebut. Itu karena, Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2010 memutuskan pelarangan buku harus melewati proses pengadilan.  Kala itu, MK men...

Pesan Kemanusiaan Paus Fransiskus di Timur-Tengah

Jakarta - Paus Fransiskus Asisi melakukan kunjungan bersejarah ke Timur-Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Semua kunjungannya mempunyai nilai historis, religius, bahkan humanis. Teranyar, Paus Fransiskus berkunjung ke Irak dan bertemu dengan Ayatullah Ali Sistani, Pimpinan Spiritual Tertinggi Syiah Irak yang bermukim di Najaf. Dua sosok itu menampilkan wajah agama yang substantif. Meskipun keduanya berasal dari dua agama dan keyakinan yang berbeda, tetapi keduanya berjumpa dalam satu titik, yaitu kemanusiaan. Mata airnya adalah Imam Ali bin Abi Thalib yang masyhur dengan ungkapan emasnya, "Manusia itu ada dua macam. Ia bersaudara dalam satu agama yang sama atau ia bersaudara sesama manusia, ciptaan Tuhan." Jauh sebelum kunjungan bersejarah ini, pada 2017, Paus Fransiskus juga berkunjung ke Mesir berjumpa Imam Besar al-Azhar, Syaikh Ahmed al-Tayyeb. Kunjungan tersebut menandai kerjasama lintas iman yang diinisiasi al-Azhar dan Vatikan. Kedua poros institusi keagamaan terbes...

Dorothy Law Nolte: Anak Belajar Dari Kehidupannya

Artikel kali ini lebih ke arah pemahaman tentang Dorothy Law Nolte. Karyanya yang membahas tentang anak akan belajar dari apa yang mereka jalani. Mungkin untuk bisa mengerti artikel ini kita perlu menggunakan sisi perasaan kita, sekalipun kita sudah dewasa :) Silahkan simak tentang Children Learn What They Live , karya Dorothy Law Nolte, Ph.D Children Learn What They Live If children live with criticism, they learn to condemn. If children live with hostility, they learn to fight. If children live with fear, they learn to be apprehensive. If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves. If children live with ridicule, they learn to feel shy. If children live with jealousy, they learn to feel envy. If children live with shame, they learn to feel guilty. If children live with encouragement, they learn confidence. If children live with tolerance, they learn patience. If children live with praise, they learn appreciation. If children live with acceptance, they learn to l...

Agama Itu Candu

" RELIGION is the opium for the people ". Agama itu candu bagi masyarakat. Pendapat Karl Marx yang ditulis pada 1843 ini telah mengundang polemik, pro-kontra. Aslinya ditulis dalam bahasa Jerman: Die Religion istdas Opium des Volkes . Jika tidak membaca teks aslinya dalam formatnya yang utuh, pembaca akan mudah salah paham, apakah sesungguhnya yang dia maksudkan dengan ungkapan itu. Dalam paragraf yang lebih utuh dituliskan: Religion is the sigh of the oppressed culture, the heart of a heartless world, and the soul of soulless conditions. It is the opium of the people . Agama adalah desah hidup masyarakat dalam dunia yang tertindas, yang tak lagi punya jiwa. Dalam kondisi demikian, agama bagaikan candu yang bisa meringankan beban dan derita hidup. Ketika kebahagiaan hidup dalam dunia yang nyata sudah terampas, agama adalah hiburan dan pelarian terakhir. Dalam agama, seseorang menemukan harapan akan kebahagiaan dan keadilan yang datang dari Tuhan pada dunia spiritual, meskipun...

Tes COVID19 PCR Secara Ilmiah Tidak Berarti

Sampai sekarang masih ada perdebatan mengenai seberapa akurat PCR untuk mendeteksi SARS-CoV-2. Dalam suatu artikel yang ditulis Prof. Wimpie Pangkahila dikatakan ilmu kedokteran adalah Evidence-Based Medicine (EBM).  Saya mencoba menterjemahkan artikel yang  dipulikasikan OffGuardian . Beberapa istilah mungkin salah terjemahannya karena saya bukanlah ahli yang sehari-hari berurusan dengan dunia penelitian virus. O ya, mungkin tulisan ini bisa menjadi acuan sebagai 'pendapat kedua' dari semua perdebatan  yang selama ini didapat. Tapi tenang saja, k alau kita berbeda pendapat, saya tidak akan menyodori Anda Surat Persetujuan apa pun apalagi Surat Kesanggupan membayar sejumlah biaya tertentu. Artikel asli ini dipublikasikan 27 Juni 2020. Jadi, saat Anda membaca mungkin sudah ada perkembangan terbaru. J ika hal itu ada, s ilakan menginformasikan kepada saya sehingga tulisan ini bisa diperbaharui. Akhir kata kami sudah berusaha, tapi Tuhan yang menentukan....

Rahasia Kedokteran yang Luput dari Pandangan Kita

Editor : Resa Eka Ayu Sartika AKHIR-AKHIR ini media massa heboh memberitakan seorang dokter dan metode pengobatannya . Dari berbagai komentar yang muncul, saya dapat menyimpulkan banyak orang yang belum mengerti benar tentang ilmu kedokteran. Akibat lebih jauh, banyak orang yang kurang mengerti tentang peran dokter sebagai pelaksananya. Sampai di sini, saya yakin ada yang mulai protes, “Siapa bilang aku tidak mengerti Ilmu Kedokteran? Pokoknya memberi pengobatan supaya sembuh, tidak perlu berteori”. Kalau ada yang protes seperti ini pasti salah. Dia pasti seorang yang tidak mengerti atau hanya sok mengerti. Mengapa? Ilmu Kedokteran terus berkembang sejak zaman Hipocrates dulu. Semakin banyak teori baru yang berkembang, yang kemudian dimanifestasikan dalam praktik kedokteran yang baru. Jadi, praktik kedokteran pasti berdasarkan teori kedokteran yang sudah diakui secara internasional. Siapa yang mengakui secara internasional? Ya masyarakat kedokteran yang terkait d...

Menambahkan Sendto Menu

Ada banyak cara yang dapat kita gunakan untuk meng-copy file dalam Windows Explorer. Salah satu cara adalah dengan menggunakan context menu Send to .  Cara ini dilakukan dengan melakukan klik kanan pada file yang akan dicopy kemudian memilih menu Send to seperti ditunjukkan  gambar berikut. Kita dapat melakukan customize pada context menu Send to tersebut . Berikut langkah yang harus dilakukan untuk melakukan hal tersebut : 1. Buka Windows Explorer (tekan tombol Win + E) masukkan "shell:sendto" pada address bar. Ini akan akan mengarahkan kita pada folder     C:\Users\{yourusername}\AppData\Roaming\Microsoft\Windows\SendTo 2. Untuk menambahkan Item pada menu Send to , tambahkan shortcut pada folder ini. Sementara itu, untuk menghapus Item pada menu Send To delete shortcut yang ingin dihapus.