Skip to main content

Posts

Showing posts from 2021

Keyakinan pada Tes Cepat (Quick Test) Menyebabkan Epidemi Yang Tidak Pernah Terjadi

Hari-hari terakhir, kasus COVID19 di Indonesia semakin bertambah. Banyak pakar berkata untuk memperbanyak dengan tracing dengan melakukan tes. Masalahnya tes seperti apa yang harus dilakukan? Artikel ini sudah disinggung dalam tulisan sebelumnya " Tes COVID19 PCR Secara Ilmiah Tidak Berarti " yang dipublikasikan di OffGuardian pertama tanggal 27 Juni 2020. Tulisan ini terjemahan dari artikel yang dimuat di The New York Times tanggal 22 Januari 2007, hampir 15 tahun yang lalu sebelum pandemi COVID19 muncul. Pada artikel ini dipaparkan bagaimana tes cepat PCR salah memprediksi adanya epidemi di Dartmouth hingga ribuan orang dirawat tidak dengan semestinya . Banyak artikel mengenai kasus yang terjadi Dartmouth, Anda bisa mencari di link ini . Ketika  semakin banyak negara berdamai dengan COVID19 , mungkinkah yang terjadi adalah  pseudo-epidemics? Dr. Brooke Herndon, seorang internis di Dartmouth-Hitchcock Medical Center, tidak bisa berhenti batuk. Sudah dua minggu mulai pertenga

Apa Itu Marxisme yang Diperbolehkan Menristekdikti untuk Dikaji?

Dua mahasiswa di Probolinggo, Jawa timur, ditangkap polisi karena membawa buku bertemakan komunisme, Sabtu (27/7) . Peristiwa itu bermula saat keduanya membawa buku biografi ketua Partai Komunis Indonesia (PKI), DN Aidit,  untuk perpustakaan jalanan di Alun-alun Kraksaan.  Kedua mahasiswa itu adalah Muntasir Billah (24) dan Saiful Anwar (25). Mereka tergabung dalam komunitas Vespa Literasi. Yakni, sebuah komunitas yang rutin menggelar perpustakaan jalanan setiap Sabtu malam.  Berdasarkan keterangan Polsek Kraksaan, petugas menyita empat judul buku dari lapak baca mereka, yakni ‘Dua Wajah Dipa Nusantara’, ‘Menempuh Djalan Rakjat D.N AIDIT’, ‘Sukarno Marxisme & Leninisme’, dan ‘D.N Aidit: Sebuah Biografi Ringkas.  Penangkapan keduanya pun menimbulkan polemik. Sejumlah pihak menilai polisi tak seharusnya menangkap dua mahasiswa tersebut. Itu karena, Mahkamah Konstitusi (MK) pada 2010 memutuskan pelarangan buku harus melewati proses pengadilan.  Kala itu, MK mencabut Undang-Undang Nomo

Pesan Kemanusiaan Paus Fransiskus di Timur-Tengah

Jakarta - Paus Fransiskus Asisi melakukan kunjungan bersejarah ke Timur-Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Semua kunjungannya mempunyai nilai historis, religius, bahkan humanis. Teranyar, Paus Fransiskus berkunjung ke Irak dan bertemu dengan Ayatullah Ali Sistani, Pimpinan Spiritual Tertinggi Syiah Irak yang bermukim di Najaf. Dua sosok itu menampilkan wajah agama yang substantif. Meskipun keduanya berasal dari dua agama dan keyakinan yang berbeda, tetapi keduanya berjumpa dalam satu titik, yaitu kemanusiaan. Mata airnya adalah Imam Ali bin Abi Thalib yang masyhur dengan ungkapan emasnya, "Manusia itu ada dua macam. Ia bersaudara dalam satu agama yang sama atau ia bersaudara sesama manusia, ciptaan Tuhan." Jauh sebelum kunjungan bersejarah ini, pada 2017, Paus Fransiskus juga berkunjung ke Mesir berjumpa Imam Besar al-Azhar, Syaikh Ahmed al-Tayyeb. Kunjungan tersebut menandai kerjasama lintas iman yang diinisiasi al-Azhar dan Vatikan. Kedua poros institusi keagamaan terbes

Dorothy Law Nolte: Anak Belajar Dari Kehidupannya

Artikel kali ini lebih ke arah pemahaman tentang Dorothy Law Nolte. Karyanya yang membahas tentang anak akan belajar dari apa yang mereka jalani. Mungkin untuk bisa mengerti artikel ini kita perlu menggunakan sisi perasaan kita, sekalipun kita sudah dewasa :) Silahkan simak tentang Children Learn What They Live , karya Dorothy Law Nolte, Ph.D Children Learn What They Live If children live with criticism, they learn to condemn. If children live with hostility, they learn to fight. If children live with fear, they learn to be apprehensive. If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves. If children live with ridicule, they learn to feel shy. If children live with jealousy, they learn to feel envy. If children live with shame, they learn to feel guilty. If children live with encouragement, they learn confidence. If children live with tolerance, they learn patience. If children live with praise, they learn appreciation. If children live with acceptance, they learn to l

Agama Itu Candu

" RELIGION is the opium for the people ". Agama itu candu bagi masyarakat. Pendapat Karl Marx yang ditulis pada 1843 ini telah mengundang polemik, pro-kontra. Aslinya ditulis dalam bahasa Jerman: Die Religion istdas Opium des Volkes . Jika tidak membaca teks aslinya dalam formatnya yang utuh, pembaca akan mudah salah paham, apakah sesungguhnya yang dia maksudkan dengan ungkapan itu. Dalam paragraf yang lebih utuh dituliskan: Religion is the sigh of the oppressed culture, the heart of a heartless world, and the soul of soulless conditions. It is the opium of the people . Agama adalah desah hidup masyarakat dalam dunia yang tertindas, yang tak lagi punya jiwa. Dalam kondisi demikian, agama bagaikan candu yang bisa meringankan beban dan derita hidup. Ketika kebahagiaan hidup dalam dunia yang nyata sudah terampas, agama adalah hiburan dan pelarian terakhir. Dalam agama, seseorang menemukan harapan akan kebahagiaan dan keadilan yang datang dari Tuhan pada dunia spiritual, meskipun